Jakarta, IW
Unit Pelaksana Teknis Pengelola Kawasan Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan (UPT ) Muara Angke, Dinas KPKP, Rabu, (20/02) sore membagikan 48 lapak tempat berdagang sekaligus memberikan arahan para pedagang asongan di Unit Pelelangan Ikan Muara Angke, Jakarta Utara.
Dengan selesainya lapak semi permanen ini , diharapkan area Muara Angke lebih rapih dan tertata, demikian jelas Kepala UPT Muara Angke, Mahad kepada IW dikantornya belum lama ini.
Lebih jelas ujar Mahad , lapak semi permanen yang telah dibagikan, belum bisa mengakomodir semua persoalan pedagang liar di Muara Angke. Berdasarkan data Kepala Pasar glosir Ikan Muara Angke Royadi ,ketika ditemui di kantornya, jumlah pedagang liar di Muara Angke tak kurang 200 pedang . “Mereka umumnya beroperasi sore hingga malam hari,” jelasnya.
Sementara Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas KPKP DKI Jakarta pada tahun ini, hanya menganggarkan melalui APBD hanya untuk membangun kurang lebih 48 lapak. “Mudah-mudahan dalam waktu dekat semua pedagang asongan bisa carikan solusi terbaik agar tidak berdagang sembarangan lagi,” Jelas Mahad.
Pembenahan Menyeluruh
Berkaitan dengan penataan Muara Angke selain menertibkan para pedagang liar, DInas KPKP telah melakukan pembenahan secara menyeluruh. Selain merelokasi pedagang liar Dinas KPKP sebelumnya menata tempat kuliner bernuansa ikan. Kepala Dinas Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan (KPKP) DKI Jakarta, Darjamuni, mengaku, sejak beberapa tahun lalu pihaknya telah melakukan pembenahan-pembenahan di Muara Angke secara menyeluruh dan bertahap.
Termasuk diantaranya merombak lahan lama Pusat Jajanan Serba Ikan (Pujaseri) menjadi taman dan areal parkir kendaraan berukuran luas. Pihaknya juga telah memulai membangun, restoran apung menggunakan dana dari kewajiban pengembang senilai Rp 38 miliar.
Untuk menunjang pembangunan pelabuhan Muara Angke Pemprov DKI Jakarta juga, sudah melakukan peninggian jalan dan membuat taman dan penghijauan. “Kita telah menanami berbagai tanaman keras seperti pohon bakau dan tanaman keras lainnya sebagai pencegah abrasi pantai.
Dalam, rangka mencegah masuknya air laut ke area Muara Angke, pihaknya, membangun saluran air besar, letaknya diperbatasan dengan Pelabuhan Kali Adem. “Diharapkan saluran tersebut bisa sedikit menahah masuknya air laut ke area daratan Muara Angke,” katanya.
Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta, Maman Firmansyah dihubungi lewat ponselnya kemaren sore mendukung program Dinas KPKP, menurutnya, Muara Angke, harus menjadi pelabuhan perikanan dalam satu koneksi yang bertaraf internasional.
Untuk mewujudkan itu pelabuhan Muara Angke harus terus dibenahi secara tuntas dan berkelanjutan, sehingga Muara Angke menjadi pelabuhan yang tekoneksi dan bertaraf internasional akan segera tercapai” demikan tandas Maman Firmansyah. (zul)