Jakarta-IndonesiaWeekly
Sejak 22 Mei, isu PKI khususnya di Media Sosial (Medsos) terus meningkat. Percakapan tentang Partai Komunis Indonesia (PKI) beberapa hari ini naik lumayan tinggi. Banyak yang bertanya, kenapa Mei, bukan September atau Oktober. Nerasi tersebut nampaknya sengaja dimunculkan karena 23 Mei 2020 adalah tepat 100 tahun hari jadi PKI.
Ada dua cluster tentang PKI yang sangat besar ukurannya. Beberapa di antaranya adalah akun top influencer seperti milik putra Presiden ke-2 RI Tommy Soeharto di akun @tommy_soeharto, pendakwah Haikal Hassan di akun @haikal_hassan, Wakil Sekjen MUI Tengku Zulkarnain di @ustadtengkuzul, politikus Gerindra Fadli Zon di akun @fadlizon dan akun @lutfimuhammad008.
Ketua Militan 34 dan Pakar Hukum Pidana, Dr. Anwar Husin SH,MM menanggapi isu tersebut. Menurutnya, isu kebangikitan PKI, sengaja dihembuskan untuk tujuan politik tertentu. Sasaran tembaknya adalah Presiden Joko Widodo.
Isu ini, diolah menjadi komoditas politik untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Secara teoritik PKI tidak mungkin bangkit kembali. Rujukan yang bisa membuat PKI berdiri kembali baik secara hukum maupun politik sudah tidak ada.
Minim Pengetahuan
Komunisme sudah runtuh di mana-mana. “Uni Sovyet runtuh, Cina sudah menjadi kapitalis, Vietnam, Korea Utara, sebagaimana Cina, hanya menjadikan komunisme sebagai ideologi internal Negara,” katanya.
Kalau Soviet dan Cina masih kuat, kita boleh khawatir. Ideologi komunisme dan marxisme ujar Anwar sudah jelas-jelas dilarang di Indonesia. PKI dibubarkan sejak 1966 dan tak pernah bangkit lagi. “Tak ada sejarahnya komunisme yang sudah dibubarkan Negara kemudian bisa tumbuh lagi,” tegas Anwar.
Untuk diketahui kata Anwar, mayoritas masyarakat Indonesia, jelas menolak organisasi terlarang tersebut. Komunis tak mungkin hidup lagi di Indonesia. “Jangan-jangan yang menyebar isu komunisme ini tak tahu sejarah,” ujar Anwar seraya mengatakan bagaimana mungkin 99 persen orang Indonesia beragama tiba-tiba anti Tuhan.
Masyarakat yang rata-rata punya tanah dan bangunan hak milik, kemudian tiba-tiba disita menjadi milik Negara tak akan rela. “Rakyat sudah pasti berontak dan saya yakin Negara langsung runtuh,” tegas pengacara kondang ini.
Isu komunisme ini kata Anwar sangat seksi untuk mereka yang pengetahuan sejarahnya minim. Mereka yang kurang pengetahuan sejarah, rata-rata mudah termakan isu kemudian menyebarkannya. Sekarang sebenarnya yang perlu diwaspadai adalah dampak kemiskinan akibat dampak Covid-19.
Karena, banyak orang mencari kesempatan, memanfaatkan isu kemiskinan ini, demi keuntungan politik dan keuntungan pribadi. “Sebenarnya orang-orang yang mencari kesempatan dalam kesempitan ini yang perlu di khwatirkan dibanding isu komunisme yang jelas-jelas sudah usang, ”tandas DR. Anwar Husin, SH, MH memaparkan.(***)