Jakarta-Indonesia Weekly
Ketua Umum Militan 34 Dr. H. Anwar Husin, S.H, M.M, menghimbau deklelator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) dapat menyampaikan aspirasi melalui Kepala Staf Kepresidenan (KSP) atau langsung kepada presiden Jokowi.
Anwar meyakini Jokowi akan senang hati menerima masukan yang disampaikan para tokoh KAMI. “Jokowi, dikenal sangat demokrasi dan suka mendengar keluhan masyarakat dan masukan para tokoh,” demikian kata Anwar Husin ketika dihubungi lewat ponselnya Sabtu sore (03/10).
Loyalis Jokowi ini menilai, aksi-aksi yang dilakukan KAMI dengan mengundang banyak orang, kurang tepat dan tidak memiliki sense of crisis di tengah pandemi Covid-19. Berbagai kericuhan pada deklarasi KAMI beberapa waktu lalu, tak ada andil pemerintah . “Itu semua murni inisiatif sejumlah Ormas yang menolak deklarasi KAMI,” katanya.
Mengumpulkan massa di berbagai daerah, apalagi wabah pademinya tinggi, kata Anwar akan berpotensi menambah klaster baru covid 19 di Indonesia. “Mereka justru menyampaikan keprihatinan-keprihatinan yang sesungguhnya tidak tepat pada kondisi sekarang ini ,” katanya.
Pakar hukum pidana ini juga melihat gerakan KAMI tidak mencerminkan gerakan moral tetapi sudah menjadi gerakan politik. “KAMI sepertinya sedang mendorong seseorang untuk dimajukan pada Pilpres 2024 nanti,”katanya.
Untuk menaikan elektabilitas tokoh tambah Anwar diduga KAMI melontarkan isu-isu lama seperti kebangkitan PKI gaya baru, menganggap pemerintah tak becus mengatasi Covid 19 dan seolah-olah ada nerasi pemerintahan menjegal aksi deklarasi KAMI.
Pengacara kondang ini menghimbau, setiap orang dapat menahan ‘birahi’ politik dan lebih baik mencurahkan pikirannya membantu penanganan pandemi covid-19. Pernyataan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot, terkait salat jemaah di tengah wabah Corona Covid-19 baru-baru ini, kata Anwar juga bisa membingungkan masyarakat dan mempelemah upaya pemerintah dalam mengajak masyarakat melawan wabah Covid 19 di Indonesia.
Kebangkitan PKI
Selain itu Anwar menghimbau Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo lebih berhati-hati menyampaikan pernyataan terkait isu kebangkitan PKI. Pasalnya isu tersebut bisa membuat bingung masyarakat.
Selaras dengan pernyataan Staf Kepresidenan Moeldoko, Anwar menilai isu kebangkitan PKI, yang digulirkan Gatot tidak dijadikan komoditas untuk kepentingan tertentu yang dampaknya bisa meresahkan dan menakut-nakuti masyarakat.
“Sebagai eks Panglima TNI, Gatot harus bisa memperlihatkan sikap negarawan dan tidak membuat narasi yang memperkeruh suasana yang bisa mempersulit kinerja kepemimpinan Jokowi dalam membangun bangsa dan Negara Indonesia yang lebih baik,” kata pakar hukum pidana ini.
Anwar menilai isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) diembuskan saat pandemi virus corona (Covid-19) bertujuan untuk membuat kekacauan di masyarakat. Sasaran tembaknya tentu pemerintah presiden Jokowi.
Menurut Anwar, tuduhan Jokowi merupakan anak PKI baru-baru ini, tidak berdasar. “Joko Widodo lahir tahun 1961. Ayah Joko Widodo bernama Widjiatno yang kelak menjadi Notomihardjo, dan Ibu Joko Widodo adalah Sujiatmi. Silsilah Jokowi sangat jelas.
Anwar menilai, kebangkitan PKI saat ini hanya isu yang sengaja dihembuskan kelompok tertentu untuk mengacaukan situasi politik. Mantan pengiat HAM Kalimantan Barat ini menduga, isu PKI dilakukan pebisnis hitam -yang tidak bisa melakukan korupsi akibat kebijak Jokowi – politisi busuk, dan radikalis agama.
Sebelumnya, isu Komunis ini dihembuskan oleh Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Ia, menyebutkan bahwa ia telah mengendus gelagat bangkitnya Partai Komunis Indonesia (PKI). Terbaru, isu bangkitnya Komunis ini disentil oleh pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) yakni Amien Rais dengan menyentil Presiden Joko Widodo.
Hal tersebut disampaikan Amien Rais dalam siaran langsung launching Buku Risalah Kebangsaan: Pilihan untuk Pak Jokowi, Mundur atau Terus yang diunggah di kanal YouTube pribadinya, pada Jumat 25 September 2020.
mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI ini menuding bahwa kebangkitan Komunis atau PKI diawali sejak Jokowi menjabat sebagai presiden RI.”Jokowi melakukan pembiaran terhadap komunisme. Saya melihat komunisme bangkit kembali semenjak Jokowi menduduki kursi nomor satu di Indonesia,” kata politisi mantan Ketua MPR RI tersebut. (zul).