Jakarta, IW
Dalam beberapa tahun ini, kebakaran kapal di Pelabuhan Muara Angke kerap terjadi. Penyebab kebakaran umumnya akibat kelalaian pemilik kapal yang melakukan pengelasan kapal ditempat sembarangan,.
Kendati sudah sering dihimbau, seakan pemilik kapal tak jera melakukan kegiatan pengelasan di pelabuhan. Berdasarkan pengamatan IW pengelasan kapal bukan hanya terjadi di Muara Angke, tetapi juga terjadi di pelabuhan lain di Jakarta.
Menurut Kepala UPT Muara Angke, Mahad, pihaknya tak henti-hentinyai menghimbau pemilik kapal agar tidak melakukan pengelasan dalam pelabuhan. Namun, pemilik kapal mengindahkan surat himbauan tersebut.
Lebih lanjut jelas Mahad, berdasarkan aturan tidak boleh melakukan pengelasan kapal di pelabuhan. “Aturan dan SOP-nya jelas,” katanya. Apalagi, kondisi pelabuhan khususnya di Muara Angke dan Muara Baru sudah sangat padat.
Selain padatnya kapal yang melakukan sandar, fasilitas pemadam di pelabuhan Muara Angke, belum memadai. “Idealnya pelabuhan seperti Muara Angke dan Muara Baru setiap 50 meter memiliki fasilitas pemadam kebakaran,” kata Mahad.
Namun jelas Mahad, pengajuan anggaran untuk pengadaan fasilitas tersebut cukup besar dan harus ada persetujuan pemerintah daerah. “Nanti kita coba usulkan solusi itu,” tukasnya. Terkait agar tidak terulangnya kembali kebakaran kapal seperti di Muara Baru, pihak UPT Muara Angke bertindak cepat.
Bekerjasama dengan instansi terkait senin (04/03) mengundang semua pemilik kapal di Muara Angke ke tempat pertemuan di UPT Muara Angke untuk mencari solusi pemecahan mencegah kebakaran.Dalam pertemuan tersebut, UPT Muara Angke, menegaskan kembali kepada pemilik kapal agar taat aturan dan tidak lagi melakukan kegiatan pengelasan di dalam pelabuhan.
Kalau ingin malakukan perbaikan harus ditempat yang aman dan sudah ditentukan lokasinya oleh Pemprov DKI Jakarta. “ Jika tetap melanggar maka kami akan memberi sanksi dan bertindak tegas,” tandas Mahad. (zul)
