Jakarta-Indonesia weekly
Tudingan mantan YLBHI Agustinus Edy Kristianto, bahwa Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Tohir mengambil keuntungan dari berbisnis tes PCR bisa merusak keharmonisan kabinat Indonesia Maju.
Untuk itu, tudingan tersebut tak boleh ditelan mentah-mentah oleh publik. Apa lagi Luhut dan Erick Tohir, merupakan menteri keparcayaan Jokowi dan menteri yang bisa merialisasikan program kerja presiden Jokowi. “Tak mungkin Pak Luhut dan Erick Tohir, merusak dirinya dengan mengambil keuntungan dari bisnis PCR,” demikian kata Ketum Militan Indonesia 34, Dr. Anwar Husin, S.H,M.M dihubungi lewat ponselnya Kamis siang (04/11).
Menurut Anwar, Luhut dan Erick Tohir selama ini sangat profesional dalam menjalankan kinerjanya. isu yang mengatakan mereka mengambil keuntungan dari bisnis PCR katanya sebenarnya sudah dijelaskan secara gamblang dan transparan oleh juru Bicara Menko Marves Jodi Mahardi dan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga.
Lebih lanjut kata Anwar, Juru Bicara Menko Luhut, Jodi Mahardi, menegaskan bahwa Luhut tidak pernah sedikit pun mengambil keuntungan pribadi dari bisnis yang dijalankan PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI), yakni bisnis di bidang test Polymerase Chain Reaction (PCR) Covid-19.
Partisipasi yang diberikan Luhut melalui Toba Bumi Energi merupakan wujud bantuan yang diinisiasi oleh rekan-rekannya dari Grup Indika, Adaro, Northstar, dan lain-lain untuk membantu penyediaan fasilitas tes Covid-19 dengan kapasitas yang besar.
Bantuan melalui perusahaan tersebut merupakan upaya keterbukaan yang dilakukan sejak awal. “Kenapa bukan menggunakan nama yayasan? Karena memang bantuan yang tersedia adanya dari perusahaan. Dan memang tidak ada yang kita sembunyikan di situ,” tegas Jodi, Rabu (03/11/2021) kemarin.
Tendensius
Sementara Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyebut bahwa kabar keterlibatan Erick tersebut merupakan isu yang sangat tendensius. Pasalnya, pelaku industri yang menyediakan tes PCR ini sangat besar. Adapun Erick sudah tidak lagi terlibat dalam proses bisnis setelah menjadi menteri.
Seperti diketahui, pada masa-masa awal pandemi tahun lalu, Indonesia masih terkendala dalam hal penyediaan tes Covid-19 untuk masyarakat. Dia mengatakan, GSI ini tujuannya bukan untuk mencari profit bagi para pemegang saham.
“Sesuai namanya, Genomik Solidaritas Indonesia, memang ini adalah kewirausahaan sosial, sehingga tidak sepenuhnya bisa diberikan secara gratis,” ujarnya.
Dia menegaskan, hingga saat ini, tidak ada pembagian keuntungan baik dalam bentuk dividen maupun dalam bentuk lain kepada pemegang sahamnya. Keuntungan GSI menurutnya justru banyak digunakan untuk memberikan tes swab gratis kepada masyarakat yang kurang mampu dan petugas kesehatan di garda terdepan, termasuk di Wisma Atlet.
“Isu bahwa Pak Erick bermain tes PCR itu isunya sangat tendensius. Bisa kita lihat dari data, sampai kemarin tes PCR itu mencapai 28,4 juta di seluruh Indonesia. Sementara PT GSI yang dikaitkan dengan Pak Erick itu tes PCR yang dilakukan sebanyak 700 ribu,” kata Arya dalam keterangannya, Selasa (2/11/2021).
“Jadi bisa dikatakan hanya 2,5% dari total tes PCR yang sudah dilakukan di Indonesia, hanya 2,5% jadi 97,5% lainnya dilakukan pihak lain,” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya lagi, salah satu pemegang saham PT GSI memang ada Yayasan Adaro dengan kepemilikan sebesar 6%. Porsi kepemilikan ini dinilai tidak signifikan.
Adapun Yayasan Adaro Bangun Negeri ini berkaitan dengan PT Adaro Energy Tbk (ADRO), perusahaan di mana Garibaldi ‘Boy’ Thohir menjadi direktur utama, yang tak lain adalah kakak kandung dari Erick Thohir.
“Jadi bayangkan, GSI itu hanya 2,5% melakukan tes PCR di Indonesia, setelah itu Yayasan kemanusiaan Adaronya hanya 6% [memegang saham PT GSI]. Jadi bisa dikatakan yayasan kemanusiaan Adaro ini sangat minim berperan di tes PCR,” terangnya.
Di samping itu, Erick dinilai sudah tidak aktif lagi aktif dalam melakukan proses bisnis di perusahaan-perusahaan yang terafiliasi dengannya sejak dirinya menjabat sebagai menteri. (zul)