Indonesia Weekly
Jakarta-HNSI, hari ini, Senin, (26/05/2025) di Pelabuhan Muara angke, Jakarta utara, memperingati hari Nelayan Nasional yang ke 52. Thema yang diusung adalah: Nelayan sebagai Motor Penggerak Swasembada Pangan Nasional.
Peringatan hari nelayan, terbilang meriah dan special lantaran di hadiri, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, Menteri KKP Sakti Tranggono, UKP Bidang Ketahanan Pangan, Mardiono, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung dan tentunya Ketua Umum DPP HNSI Herman Herry.
Pentingnya peran para nelayan di dalam perekonomian nasional, harus juga diikuti pada kesejahteraannya. Untuk diketahui kesejahteraan para nelayan saat ini boleh dibilang masih sangat memperihatinkan. Oleh karena itu perhatian pemerintah dalam akses ekonomi sangat dibutuhkan.
Terkait kesejahteraan nelayan, masih banyak tantangan yang perlu diatasi. Oleh karena itu, diperlukan sinergi antara pemerintah, nelayan, dan masyarakat luas dalam menciptakan kebijakan yang berkelanjutan dan berpihak pada nelayan kecil.
Para nelayan, mengharapkan perubahan nyata terhadap kesejahteraan mereka. Peringatan hari nelayan harunya menjadi momentum untuk meningkatkan kesejahteraannya dan peringatan hari nelayan bukan hanya sekedar seramonial, dimana sesuatu yang hanya merupakan upacara atau ritual, tanpa disertai tindakan nyata atau dampak terang terhadap kesejahtaraannya.
Terkait hal ini, HSNI sebagai wadah yang mengatasnamakan nelayan mempunyai peran strategis. HSNI harus bisa bekerja keras dan mengakomodir kepentingan nelayan untuk disampaikan ke pemerintah agar kesejahteraan nelayan semakin meningkat, untuk itu diperlukan berbagai langkah konkret dan dapat terus dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan.
Berbagai aspek, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan nelayan diantaranya, mulai dari perningkatan pendapatan, perbaikkan infrastruktur, dukungan pemerintah, hingga perlindungan sumber daya laut.
Tak kalah pentingnya, pemerintah khususnya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk membuat program yang pro nelayan, bukan program yang akhirnya malah menambah beban para nelayan itu sendiri. (Zul Azhari).