Indonesia Weekly
Dampak positif terhadap kualitas, kondisi pelabuhan, jalan menjadi nilai tambah bagi daya saing Indonesia di kancah global. Selain itu, akan meningkatkan peningkatan usaha dan terbukanya kesempatan kerja atau lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.
Sebagai negara kepulauan, pembangunan pelabuhan di Indonesia menjadi infrastruktur penunjang utama bagi moda transportasi laut dalam melayani mobilitas barang dan orang. Pembangunan dan perbaikan infrastruktur menjadi salah satu fokus kebijakan pemerintah di tahun 2023 tak terkecuali pemprov DKI Jakarta.
Proyek pembanguan Pemerintah DKI Jakarta pada tahun 2023 salah satunya menyasar peningkatan kualitas Pelabuhan Perikanan Muara Angke. Pelabuhan Perikanan Muara Angke adalah sebuah pelabuhan yang dikhususkan bagi kapal-kapal nelayan ikan tangkap.
Selain itu, Pelabuhan Perikanan Muara Angke juga berfungsi sebagai lokasi pelelangan dan perdagangan komoditas perikanan dalam jumlah besar. Pejabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebutkan Pelabuhan Muara Angke mempunyai potensi untuk mendorong pelaku usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dibidang kelautan dan perikanan.
Apalagi katanya Pelabuhan Muara Angke sudah memiliki fasilitas lengkap yakni ruang pendingin (cold strorage), dermaga dan kolam labuh kapal perikanan, dok dan perbengkelan kapal, pasar ikan (grosir dan pengecer, tempat pelelangan ikan (TPI), restoran yang berdiri di atas laut yaitu Resto Apung Muara Angke serta pengelolaan hasil perikanan tradisional (PHPT). “Saya optimis pelaku UMKM bisa naik kelas dan tentu saja semua itu harus didukung fasilitas umum yang baik sebagai penunjang,”ujarnya ketika diwawancarai belum lama ini.
Terkait kebijakan peningkatan fasilitas, Pelabuhan Muara Angke Jakarta Utara pada tahun 2023 mendapat jatah anggaran berupa peningginan jalan, penyempurnaan Dermaga Kapal Perikanan Kali Adem, Rehab Pasar Grosir Ikan Muara Angke, Pembangunan Ground Tank serta pendalaman dan pengerukan alur pelabuhan Muara Angke dari Pemerintah DKI Jakarta.
Keempat proyek prioritas tersebut, berjalan lancar tanpa ada halangan dan diperkirakan selesai tepat waktu. “Target penyelesaian semua proyek akan rampung pada bulan Desember 2023 ini”, begitu kata Kepala UP3 (Unit Pengelolaan Pelabuhan Perikanan Muara Angke}, Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta Mahad ketika diwawancara Kamis minggu lalu.
Perbaikan Berkala
Lebih lanjut Kepala UP3 Muara Angke, mengatakan bahwa peningginan jalan, pengerukan pelabuhan dan penyempurnaan proyek Infrastruktur pendukung lainnya di pelabuhan Muara Angke sangat penting, dan sangat mendesak untuk ditingkatkan kondisi fisiknya.
Terlebih berdasarkan metode pengukuran geodetic Survei GPS, InSar, khususnya di wilayah pesisir, barat dan Timur laut Jakarta, setiap tahunnya penurunan tanah sekitar 3 hingga 10 cm.
Diagram dalam plat yang mengambarkan jumlah penurunan air tanah di Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara tergambar sangat jelas dan penuruannya sangat signifikan.
Mahad menilai, penuruan tanah sangat berpengaruh terhadap kondisi pelabuhan nelayan Muara Angke. Untuk itu, adanya peninggian jalan dan pengerukan alur kapal akan meningkatkan mobilisasi barang, jasa, dan manusia lebih lancar, karena genangan air bisa diminimalkan. Hal ini tentunya akan berdampak pada perekonomian di Muara Angke yang akan terus bertumbuh.
Menurut Mahad, jalan-jalan di Muara Angke sudah mengalami penurunan, sehingga pada musim rob kerap tergenang air. Hal itu sangat menganggu kenderaan yang akan keluar- masuk ke Pelabuhan Muara Angke. “Dengan adanya pengerukan pelabuhan dan alur kapal serta peninggian jalan bisa mengurangi genangan air akibat rob,”papar Mahad.
Pelabuhan Muara memang perlu ada perbaikan berkala secara priodic. Sehingga pelabuhan Muara Angke kondisinya bisa terus stabil.Sementera , alasan penyempurnaan Dermaga Kali Adem, untuk mengurangi kepadatan kapal di pelabuhan Muara Angke.
“Dengan dipungsikannya dermaga baru Kali Adem, Kapal-kapal kecil bisa bongkar muat di pelabuhan tersebut, sehingga bisa mengurangi kepadatan kapal di pelabuhan Muara Angke,”ujarnya.
Sementera tujuan proyek Ground Tank untuk membantu penyediaan air bersih para pedagang ikan di Pasar Glosir yang selama ini kebutuhannya didatangkan dari luar. Dengan adanya Ground Tank para pedagang yang selama ini, membeli air untuk membersihkan ikan, sekarang sudah tersedia dan tinggal membuka kran air saja.
Keberadaan Ground Tank, untuk memenuhi kebutuhan air para pedagang dan mereka tak perlu membeli dari luar. Karena air sudah tersedia dan dialirkan melalui pipa di dalam pasar.
Berdasarkan investegasi Indonesia Weekly terhadap para pedagang umumnya, sangat mendukung dengan adanya ground tank dan mereka merasa sangat terbantu terhadap proyek tersebut.
“Sekarang kami tak perlu beli air lagi untuk membersihkan ikan dan lantai tempat berjualan,”sebut saja Ahmat yang tak bersedia disebut namanya, ketika diminta pendapatnya Kamis minggu lalu. (zul/zahari)