IndonesiaWeekly, Jakarta – Kepolisian telah meringkus enam pemilik senjata api dan amunisi ilegal yang diduga akan digunakan saat aksi 21-22 Mei 2019. Senjata itu diduga untuk membunuh pejabat atau tokoh nasional serta pemilik lembaga survei.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Mohammad Iqbal mengatakan rencana tersebut sudah disiapkan sejak 1 Oktober 2018.
Iqbal membeberkan tersangka HK menerima instruksi dari seseorang yang oleh pihak kepolisian masih dirahasiakan identitasnya untuk membeli dua pucuk senjata api laras pendek di sebuah lokasi di Kalibata, Jakarta.
“1 Oktober 2018 tersangka HK menerima perintah dari seseorang membeli dua pucuk senpi laras pendek di Kalibata,” ujar Iqbal di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (27/5).
Setelah menerima perintah, kata Iqbal, HK membeli satu pucuk revolver taurus colt 38 seharga Rp50 juta dari tersangka AF pada 13 Oktober 2018. Kemudian, HK berhasil membeli satu pucuk senjata mayer colt 22 seharga Rp5,5 juta dari tersangka AD pada 5 Maret 2019.
“Yang kemudian diserahkan kepada tersangka AZ dan dua pucuk senpi rakitan laras panjang colt 22 seharga Rp15 juta dan laras pendek colt 22 seharga Rp6 juta yang kemudian diserahkan kepada tersangka TJ,” ujarnya.
Pada 14 Maret 2019, Iqbal menyebut HK menerima uang sebesar Rp150 juta dari orang yang menginstruksikannya membeli senjata pada 1 Oktober 2018.
Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp25 juta diserahkan HK kepada TJ sebagai fee untuk membunuh dua orang tokoh nasional yang tidak bisa disebutkan namanya.
“12 April 2019 tersangka HK mendapatkan perintah kembali untuk membunuh dua tokoh nasional lainnya. Jadi empat target kelompok ini menghabisi nyawa tokoh nasional,” ujar Iqbal.
Selain merencanakan pembunuhan empat tokoh nasional, Iqbal menyampaikan terdapat pula informasi dari tersangka AZ bahwa ada rencana pembunuhan terhadap seorang pimpinan satu lembaga survei swasta yang akan dilakukan oleh IR.
“Dan tersangka tersebut sudah beberapa kali menyurvei rumah tokoh tersebut, diperintahkan untuk mengeksekusi, dan tersangka tersebut IR sudah mendapat uang sebesar Rp5 juta,” ujarnya.
Usai memiliki senjata dan memberi instruksi pembunuhan, Iqbal berkata HK dan timnya mengikuti aksi massa di depan Bawaslu, Jakarta, Selasa (21/5). Dalam kesempatan itu, ia menyebut HK membawa senpi revolver taurus colt 38.
“Dari rangkaian itu semua, bayangkan kalau kami tidak bergerak cepat. Ini pihak yang kami sudah antisipasi, preventive strike. Kami tidak tahu kelompok-kelompok lain yang sudah lolos,” ujar Iqbal.
Lebih dari itu, ia menegaskan kelompok yang dipimpin HK berbeda dengan kelompok yang sebelumnya telah diungkap oleh kepolisian. ***
Sumber berita CNN Indonesia