Maumere, indonesiaweekly.co.id | Ditengah upaya rehabilitasi dan rekonstruksi pasca sejumlah daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dilanda bencana Badai Siklon Tropis Seroja beberapa waktu lalu, Kementerian Sosial memperkuat mitigasi bencana daerah dengan meningkatkan kompetensi terhadap 311 Taruna Siaga Bencana (Tagana) NTT.
Kegiatan ini dilakukan setelah beberapa kali kunjungan Menteri Sosial Tri Rismaharini ke sejumlah wilayah terdampak di Provinsi NTT dan menginstruksikan kepada jajaranya untuk menfasilitasi pelatihan Tagana.
“Beliau melihat kawan-kawan Tagana NTT belum begitu siap menghadapi bencana yang terjadi saat itu sehingga beliau meminta kami memfasilitasi pelatihan semacam ini untuk terus dilakukan,” kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Kementerian Sosial
Pepen Nazaruddin, saat membuka kegiatan Peningkatan Kompetensi Tagana NTT untuk tiga lokasi secara virtual, Senin (21/6).
Saya minta, lanjutnya komitmen teman-teman untuk mengikuti pelatihan ini dengan baik. Tunjukkan bahwa kawan-kawan memang siap menghadapi bencana di wilayah NTT. Dengan mengikuti pelatihan ini, diharapkan kawan-kawan menjadi siap.
Pendidikan dan pelatihan kepada Tagana NTT yang dilangsungkan selama empat hari (21 s.d 24 Juni 2021) ini dipusatkan tiga lokasi yaitu Maumere, Kabupaten Sikka dengan 160 Tagana, Naibonat, Kabupaten Kupang dengan 111 Tagana, dan Waingapu, Kabupaten Sumba Timur dengan 40 Tagana.
*Pertama Kali Di Indonesia*
Sementara itu, Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA), M. Safii Nasution, menyampaikan bahwa peningkatan kompetensi kepada Tagana, khususnya di Provinsi NTT, ini merupakan kali pertama. “Ini adalah pelatihan yang baru pertama kali di Indonesia kami laksanakan,” kata dia.
Ia menegaskan peran Kemensos terhadap bencana tidak berhenti pada saat terjadi bencana saja. “Kami tidak hanya hadir di fase tanggap darurat, tapi juga di pasca bencana. Kami, beserta jajaran yang lain, ikut memikirkan bagaimana teman-teman Tagana di NTT bisa siap menghadapi bencana berikutnya,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, dikatakan Safii, Tagana NTT akan diperdalam ilmu dan skill mereka akan sejumlah materi peningkatan kompetensi, mulai dari Manajemen Posko, _Shelter_, Logistik, Dapur Umum, Layanan Dukungan Psikososial (LDP), _Rescue_, Kesamaptaan, sampai Simulasi.
“Bagaimana manajemen posko, kalau terjadi bencana bagaimana koordinasi, bagaimana manajemen _shelter_, manajemen dapur umum, LDP, bagaimana menyelamatkan diri, _vertical rescue_ dan sebagainya,” terangnya.
Pelatihan ini menghadirkan nstruktur berbagai unsur, dari Tagana Utama, Tagana _Center_, Badan SAR Nasional (Basarnas), TNI dan _Vertical Rescue_ Indoensia (VRI). Selain itu, Pokja sub Klaster Nasional Peningkatan Kapasitas juga diundang untuk ikut memperkaya pemahaman Tagana NTT dalam kebencanaan.
Sumber : Humas Kementerian Sosial RI