Jakarta Indonesia Weekly
Proses penanganan tindak pidana meninggalnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat di rumah dinas Fredy Sambo, ditangan Timsus Polri berjalan baik. Keberhasilan itu tak lepas, keseriusan dan kerja keras Timsus Polri khususnya tim Kabareskrim Polri, Komjen Agus Andianto .
Satu persatu misteri kematian Brigadir J mulai terungkap. Meski demikian peristiwa tembak menembak antara Yoshua dengan rekannya Bharada E alias Richard Elieser Pudihang Lumu, masih menjadi tanda Tanya dan penuh drama.
Penilaian masyarakat awam terhadap kasus ini juga macam-macam, mulai kurang transparannya penyelidikkan Polisi dan dugaan terjadi gap antara korp Bhayangkara, baik dialami oleh pimpinan maupun orang-orang yang dipimpin.
Terakhir membuat masyarakat bertanya-tanya atas kedatangan pasukan Brimob di Kantor Bareskrim. Kedatangan pasukan Brimob berpakaian loreng itu kembali menimbulkan kehebohan. Menggapi kedatang pasukkan Brimob tersebut, Pakar Hukum PIdana, Dr. Anwar Husin, S.H.M.M mengatakan hal biasa.
Anwar menilai kedatangan Pasukkan Brimob berpakaian loreng sebenarnya adalah kode dari Kabareskrim Polri, Komjen Agus Andianto, bahwa korp Bhayangkara Solid dan Polri tidak main-main dalam penangan kasus Brigadir J ini.
Kode itu kata Anwar bisa juga diartikan jangan coba-coba menghalang-halangi pengungkapan kasus Brigadir J Karena akan berhadapan dengan Korp Bhayangkara termasuk pasukan Brimob dibawah Kepemimpinan , Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo . “Jadi kedatangan Brimob itu bahasa symbol yang ditunjukkan Komjen Agus Andianto kepada para oknum,”ujar Anwar.
BB Dihilangkan
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam kasus ini, menerjunkan tim khusus (Timsus) yang memiliki inspektorat khusus (Irsus). Irsus bertugas melakukan pemeriksaan terhadap polisi yang memeriksa tempat kejadian perkara (TKP) kematian Brigadir J saat awal pengungkapan kasus.
Timsus ini, selain tim penyidik yang dipimpin Dirtipdum (Direktur Tindak Pidana Umum Bariskrim), timsus ini memilki Irsus. Tugasnya melakukan pemeriksaan terhadap siapa saja yang terkait menyangkut peristiwa TKP Duren Tiga (rumah dinas Irjen Ferdy Sambo).
Irsus terdiri dari sejumlah pimpinan kepolisian di bawah kepemimpinan Inspektorat Pengawas Umum (Iewasusum) Polri, Komjen Agung Budi Maryoto. Sementara Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapollri( Komjen Gatot Eddy Pramono bertindak sebagai penanggung jawab.
Tim ini berisikan personel Polri lainnya yakni Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, Komjen Agus Andianto, Kepala Badan Intelejen dan Keamanan (Kabaintelkam)Polri, Komjen Ahmad Dofitri, serta Asisten Kapolri bidang SDM (As SDM) Irjen Wahyu Widada.
Kababerlarutnya penyidikkan Brigadir J karena penyidik dalam kasus ini rata-rata berpangkat rendah. Diduga ada keengganan penyidik dalam pengungkapan kasus ini. “Jadi rumitnya pengungkapan kasus ini karena hirarki kepangangkatan,” ujar Anwar.
Dibentuknya Timsus bisa mengatasi rintangan jabatan tersebut. Untuk itu Anwar mengatakan pembentukan Timsus menunjukkan keseriusan Polri dalam mengungkap kasus polisi tembak polisi ini. Pembentukan Timsus merupakan jawaban permintaan presiden Jokowi dan menjawab pertanyaan masyarakat kepada pihak Kepolisian terhadap kasus ini.
Anwar sangat mengapresiasi kinerja Timsus Polri. Anwar mengajak semua pihak untuk mempercayakan penyidik Polri mengungkap tabir Brigadir J di rumah dinas mantan Fredy Sambo di Duren Tiga Jakarta selatan secara terang benderang. “Beri kesempatan Timsus mengungkap kasus Brigadir J pada Timsus,”katanya ketika diminta keterangan lewat ponselnya Senin, pagi (08/08).
Berlarutnya pengungkapan kasus ini ,kata Anwar Husin yang juga Pakar Hukum Pidana Relawan Jokowi, adanya barang bukti yang rusak atau dihilangkan. “Tentunya memang kendala daripada upaya pembuktian adalah adanya barang bukti (BB) yang rusak atau dihilangkan,” kata Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto dalam konfrensi pers Jumat 3 Agustus 2022.
Menurut Ketua Umum Indonesia Maju 34 tersebut, tak harus berlarut-larut dan tak perlu Timsus. Karena kasus ini sebagaimana disebut Mahfud MD ada psiko hirarki, ada juga psiko politisnya akhirnya jadi berlarut. “ Secara teknis penyidikan itu sebenarnya gampang,”kata Anwar..
Lebih lanjut kata Anwar, dimutasinya Ferdy Sambo ke bagian Yanma Mabes Polri langka tepat Polri untuk mempercepat penyelesaian tabir, tembak menembah antar polisi itu. Mutasi Ferdy Sambo itu katanya bagian dari perkembangan penangan pengungkapan kematian Brigadir Yosua.
Untuk diketahui dalam rangka pegusutan kasus selain, Ferdi Sambo,, tercatat ada 14 perwira lain yang juga dimutasi melalui telegram khusus Kapolri. Kapolri menyebut ada 25 personel Polri yang diperiksa oleh inspektorat Khusus (Irsum) terkait ketidak profesionalan dalam penangan kasus kematian Brigadir J.
Mereka berasal dari para perwira tinggi, perwira menengah, perwira pertama, bintara dan tamtama yang berdinas di Devisi Propam Bareskrim, Polres Jakarta Selatan dan Polda Metro Jaya. Selain itu Ferdy Sambo sekarang ditempatkan di Mako Brimob Kelapa Dua Depok, Jawa Barat selama 30 hari kedepan. (zul)