Sikap Presiden Joko Widodo terkait proses pemilihan Umum (Pemilu) 2024 menjadi sorotan. Jokowi dianggap ikut campur atau cawe-cawe mengenai sosok ideal penganti dirinya. Dugaan cawe-cawe itu semakin menjadi tatkala putra sulungnya yakni Gibran Rakabuming Raka akhirnya maju sebagai cawapres yang berpasangan dengan capres Prabowo Subianto.
Tudingan Jokowi melakukan cawe-cawe kembali terjadi, ketika Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI} tengah menjadi sorotan amarah public terutama di media social. Upaya merivisi Undang-Undang Pemiliha Kepala Daerah (UU) Pilkada) yang akhirnya kandas dikarenakan desakan mahasiswa dan rakyat.
Tudingan miring yang bernuansa ‘hoax’ sudah lama menerpa presiden ke-7 Indonesia tersebut. Sejak awal kepemimpinannya tudingan macam-macam sering disematkan mantan pengusaha mebel tersebut.
Menurut Wakil Pembina Laskar Prabowo 08 (LP 08 Nasional), Dr. Anwar Husin, S.H.M.M Jokowi sebernarnya tak pernah punya masalah dengan apapun dan sama siapapun dalam konteks politik di Indonesia.
Presiden Jokowi juga katanya tak pernah menciptkan manuver yang bertujuan menyerang atau untuk menjatuhkan siapapun. “Jokowi itu sebenarnya bukan tife orang yang ofensif dan bukan juga orang yang suka menyerang lawan politiknya. Ia hanya berjaga dan melakukan counter ketika serangan datang” papar Anwar.
Dalam konteks politik, katanya Jokowi juga tidak pernah mengunakan energinya untuk menyerang, tetapi ia mengelola dan hanya mengunakan energy lawan untuk mengcounter serangan. Jokowi jelasnya tidak mengunakan energinya untuk menyerang, tapi mengelola dan memanfaatkan energy lawan untuk mengcaunter serangan.
Lalu kenapa seolah-olah Jokowi bermasalah dengan orang banyak bahkan seolah-olah bermasalah dengan seluruh rakyat Indonesia? Sejatinya ujar Anwar bukan Jokowi yang bermasalah dengan orang-orang yang mengklaim Jokowi bermasalah. Tetapi merekalah orang yang bermasalah dengan Jokowi, lalu mereka mengatakan Jokowi bermasalah dengan rakyat Indonesia.
Jokowi juga lanjutnya tak pernah berhianat dengan partai PDI Perjuangan. Bentuk penghinataannya berbentuk apa. Jokowi secara ekplisit tidak pernah menyatakan mundur atau keluar dari partainya. “Sebenarnya partainya sendiri yang salah tingkah dan setelah binggung menentukan sikap, akhirnya menyatakan Jokowi bukan bagian dari mereka. Jadi dimana penghianatannya” tukasnya.
Bahwa Kemungkinan Jokowi tak sejalan dengan keinginan Ketum Partainya dan Jokowi tidak mau dan strateginya memimpin negara didikte oleh ketua umum partainya kata Anwar, tak lantas Jokowi berhianat seperti yang dituduhkan mereka yang merasa mewakili rakyat untuk mengadili Jokowi.
Secara legal formal kata pakar hukum pidana tersebut tak ada satupun undang-undang dan hukum yang dilanggar Jokowi. Ketika muncul berbagai tuduhan tanpa dasar seperti Jokowi nepotismelah, haus kekuasaanlah, politik dinastilahlah, “Jokowi tetap kalem, tetap tenang, tetap santai, sementara orang-orang yang menudingnya merasa sibuk bermasalah dengan Jokowi,” tandar Dr. Anwar Husin, S.H,M.M yang juga Ketum Relawan Jokowi Indonesia 34. (zul)
