Jakarta-Indonesia Weekly
Presiden Jokowi saat ini menjadi seleberiti Politik dan mempunyai daya tarik sendiri dikencah politik di Indonesia. Tak heran reaksi banyak orang ketika Jokowi mengatakan kalau rambutnya putih semua, itu mikiran rakyat terjadi pro dan kontra.
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto salah satu orang yang tidak sepakat dengan anggapan Presiden Joko Widodo soal pemimpin yang merakyat berambut putih. Lebih lanjut ujarnya pemimpin itu tidak ditentukan oleh warna rambut, sebab warna rambut sama, belum tentu hati dan pikiran sama. “Jadi apa yang disampaikan pak Jokowi hanya gimik poliatik, kata Hasto dalam keterangannya, Minggu (27/11) kemarin.
Dr. Anwar Husin, S.H.M.M ketika berbincang-bincang disebuah lobby hotel di kawasan Jakarta Selatan, Senin sore (28/11) sependapat dengan pernyataan Sekjen PDI Perjuangan tersebut. Gimik bisa diartikan sebuah trck, settingan, manipulasi yang dibuat untuk mendapatkan perhatian baik secara sadar ataupun tidak.
Dalam KBBI, ujar pakar Hukum Pidana Dr. Anwar Husin, S.H.M.M, kata gimik artinya gerak-gerik tipu daya dari tokoh politik atau actor yang bertujuan untuk megelabui lawan. Bila dikaitkan apa yang dilakukan Jokowi ketika memberi sambutan pada acara relawannya di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta pada Sabtu (26/11) untuk mengelabui lawan politik.
Pernyataan tersebut belum tentu bentuk dukungan dan pengarahan relawannya untuk mendukung Capres yang berambut putih. Bisa jadi pernyataan Jokowi tersebut bentuk mengecoh lawan politik yang sedang digadang-gadang mencalonkan diri pada 2024 nanti.
Pasalnya ujar Anwar sebelumnya Jokowi juga pernah melakukan gimik politik yang sama terhadap Prabowo Subianto yang dulu pada tahun 2019 pernah menjadi kompetitornya. Saat itu Jokowi mengatakan. “Mohon maaf Pak Prabowo kelihatannya setelah ini jatahnya Pak Prabowo,”kata Jokowi saat HUT Perindo di Jakarta, Senin 7 November 2022 lalu.
Pertanyaannya apakah hal itu sinyal atau bentuk dukungan terhadap Prabowo? Anwar menilai apa yang dilakukan terhadap tokoh yang berambut putih dan apa yang dilakukan pada Menhan Prabowo Subianto hanya untuk menghargai pilihan relawan dan harapan pengurus Gerindra serta menciptkan suasana psikologis positif saja.
Lebih lanjut tukas, Dr. Anwar Husin, S.H.M.M, strategi gimik dalam politik bukan hal yang baru bahkan tambahnya jika politik tanpa gimik maka kurang menarik. Karena gimik dalam politik bukan melulu program kerja yang ditawarkan ke publik. Tetapi juga strategi gimik dalam politik juga salah satunya adalah fashion. “Tujuan Jokowi menyebut hal itu kemungkinan untuk menarik perhatian public,” papar Anwar.
Anwar menilai Jokowi tak akan terbuka mendukung salah satu kandidat pada Pilpres 2024. Akan tetapi sinyal untuk lawan politiknya.”Jokowi mendukung sekedar mengunakan bahasa isyarat saja. Apalagi sebagai patahana Presiden Jokowi paham betul polsisinya tersebut,”tandas Dr. Anwar Husin. S.H.M.M yang juga Ketum Relawan Jokowi Militan 34 tersebut. (zul)