Jakarta-Indonesia Weekly
Menanggapi wawancara Akbar Faizal dengan Agus Pambagio, pakar hukum pidana dan pengamat politik, Dr. Anwar Husin, S.H,.M.M mengatakan, dalam melihat pembangunan infrastruktur jangan melihat kebutuhan sekarang tetapi bagaimana visi kedepannya.
Terlepas masih adanya kekurangan disana-sini, sudah pasti pembanguan inrastruktur pasti masih ada yang kurang sempurna. Tetapi Anwar Husin, tak sependapat terhadap kritikan Agus Pambagio yang mengatakan pembangunan infrastruktur pemerintahan Jokowi asal cepat dan terkesan kurang perencanaan yang matang.
Anwar juga tak setuju dengan Agus Pambagio, yang mengatakan Infrastruktur kereta cepat, kurang dibutuhkan masyarakat, Agus mencontohkan pembangunan kereta Bandara yang terlihat sepi peminat dan juga pembangunan bandara di berbagai daerah yang terkesan mubazir.
Menurut Anwar dalam membanguna infrastruktur sudah pasti ada perencanaan dan tidak akan semena-mena. Presiden dan pemerintahan adalah orang-orang yang profesioanal, sudah pasti memikirkan untung dan rugi dalam membangun sebuah infrastruktur.
Lebih lanjut kata Anwar, pembangunan infrastruktur akan memberikan peranan yang sangat penting untuk memacu pertumbuhan ekonomi, baik di tingkat nasional maupun daerah. Pembangunan insrastruktur yang merata akan meningkatkan konektivitas dan merangsang pertumbuhan ekonomi di pelbagai wilayah tanah air demikian kata Dr. Anwar Husin, S.H,.M.M, ketika dihubungi lewat ponselnya Jumat pagi (02/06).
Pembangunan infrastruktur era Jokowi juga kata Anwar, merupakan bagian dari implementasi mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam rangka mewujudkan cita-cita tersebut, pembangunan infrastruktur mutlak dilakukan dan harus merata di seluruh daerah di Indonesia.
Tanpa pembangunan infrastruktur yang merata ujar loyalis Jokowi dan juga Ketua Umum Relawan Jokowi Militan 34 itu, sulit memacu pertumbuhan ekonomi.
Salah satu pembangun di pemerintahan Kabinet Kerja yang dipimpin Jokowi, adalah pembangunan infastruktur berupa jalan dan jembatan. Tujuan pembangunan itu kata Anwar supaya dapat menghubungkan antara satu daerah dengan daerah lain.
Adanya konektivitas antar daerah, tentunya akan dapat memacu pertumbuhan ekonomi. Selain itu, memudahkan mobilitas manusia dan barang, serta membuat harga bahan pokok semakin terjangkau. Pembangunan infrastruktur jalan bisa memangkas, jarak tempuh, sehingga, biaya logistik yang dikeluarkan dapat lebih berkurang.
Peradaban Baru
Diminta tanggapan terhadap Kritik Agus Pambagio yang mengatakan kereta Bandar terlihat sepi! Menurut Anwar, dalam melihat pembangunan infrastruktur, visinya hrs kedepan, terlepas pembangunan infrastur itu masih ada yang harus disempurnakan.
Kaitan terhadap pembangunan Infrastruktur sebagaimana pernah dikatakan Presiden Jokowi, sama dengan membangun peradaban baru. Kehadiran infrastruktur seperti bandara, selain membangun peradaban, juga membangun budaya kedisiplinan baru.
Pernyataan Presiden Jokowi tersebut kata Anwar berhubungan dengan kebiasaan dan merubah manset masyarakat. Perlu waktu merubah kebiasaan masyarakat itu dan terkait dengan, berubahan dan tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat, yang akan terus berkembang mengikuti perkembangan zaman.
Terkadang tukas Anwar, sesuatu yang tadinya tidak terpikirkan, 10/20 tahun kedepani akan terjawab kenapa infrastruktur itu harus dibangun. Infrastruktur seperti kereta bandara, pelabuhan Kertapati di Jawa Barat antisipasi 10/20 tahun kedepan.
Contoh kasus tol Trans Sumatra kata Anwar tadinya org menganggap sepi dan akan mubazir, sakarag sudah dirasakan manfaatnya.Kereta bandara kata Anwar memang masih sepi.Tetapi kita lihat kebutuhana 10 atau 20 tahun kedepan.
Sekarang memang manset orang masih, menganggap mengunakan taksi atau kendaraan roda empat masih lebih efektif dibanding kereta bandara. Tetapi tidak 10 tahun kedepan.
Begitu juga kasus busway, MRT yang awalya sepi, tetapi sekarang sudah sangat ramai dan orang sudah banyak mengunakan jasa transportasi busway atau MRT. “Intinya melihat pembangunan infrastruktur jangan melihat sekarang tetap melihatnya kedepan, Tandasnya. (zul)